Posted by Badar Jailani. Category:
Kisah Islami
Assalamualaikum, Saya kembali akan membagi kisah
Islam Penyejuk Hati. Kali ini tentang ketegaran seorang Nenek. Sosok nenek
dalam hidup kita adalah sebuah inspirasi dan tauladan kita yang tak seharusnya
menjadi beban dan masalah dalah hidup. Cerita berikut ini berkisah tentang
Seorang Nenek dan Minyak Goreng. Selamat membaca !
Suatu ketika saya bertemu dengan seorang nenek.
Dia, yang yang ringkih dengan kebaya bermotif kembang itu, tampak sedang
memegang sebuah kantong plastik. Hitam warnanya, dan tampak lusuh. Saya
duduk disebelahnya, di atas sebuahmetromini yang menuju ke stasiun KA.
Dia sangat tua, tubuhnya membungkuk, dan kersik
di matanya tampak jelas. Matanya selalu berair, keriputnya, mirip dengan aliran
sungai. Kelok-berkelok. Hmm…dia tampak tersenyum pada saya. Sayapun balas
tersenyum. Dia bertanya, mau kemana.
Saya pun menjawab mau kerja, sambil bertanya, apa isi plastik yang dipegangnya.
Minyak goreng, jawabnya. Ah, rupanya, dia baru
saja mendapat jatah pembagian sembako. Pantas, dia tampak letih. Mungkin sudah
seharian dia mengantri untuk mendapatkan minyak itu. Tanpa ditanya, dia
kemudian bercerita, bahwa minyak itu, akan dipakai untuk mengoreng tepung buat
cucunya. Di saat sore, itulah yang bisa dia berikan buat cucunya.
Dia berkata, cucunya sangat senang kalau
digorengkan tepung. Sebab, dia tak punya banyak uang untuk membelikan yang lain
selain gorengan tepung buatannya. Itupun, tak bisa setiap hari disajikan.
Karena, tak setiap hari dia bisa mendapatkan minyak dan tepung gratis.
Degh. Saya terharu. Saya membayangkan betapa rasa
itu begitu indah. Seorang nenek yang rela berpanas-panas untuk memberikan apa
yang terbaik buat cucunya. Sang nenek, memberikan saya hikmah yang dalam
sekali. Saya teringat pada Ibu. Allah memang maha bijak. Sang nenek hadir
untuk menegur saya.
Sudah beberapa saat waktu sebelumnya, saya sering
melupakan Ibu. Seringkali makanan yang disajikannya, saya lupakan begitu saja.
Mungkin, karena saya yang terlalu sok sibuk dengan semua urusan kerja. Sering
saat pulang ke rumah, saya menemukan nasi goreng yang masih tersaji di meja,
yang belum saya sentuh sejak pagi.
Sering juga saya tak sempat merasakan masakan Ibu
di rumah saat kembali, karena telah makan di tempat lain. Saya sedih, saat
membayangkan itu semua. Dan Ibu pun sering mengeluh dengan hal ini. Saya
merasa bersalah sekali. Saya bisa rasakan, Ibu pasti memberikan harapan yang
banyak untuk semua yang telah dimasaknya buat saya. Tentu, saat memasukkan
bumbu-bumbu, dia juga memasukkan kasih dan cintanya buat saya.
Dia pasti juga akan menambahkan doa-doa dan
keinginan yang terbaik buat saya. Dia pasti, mengolah semua masakan itu,
mengaduk, mencampur, dan menguleni, sama seperti dia merawat dan mengasihi
saya. Menyentuh dengan lembut, mengelus, seperti dia mengelus kepala saya
di waktu kecil.
Metromini telah sampai. Setelah mengucap salam
pada nenek itu, saya pun turun. Namun, saya punya punya keinginan hari
itu. Mulai esok hari, saya akan menyantap semua yang Ibu berikan buat saya.
Apapun yang diberikannya. Karena saya yakin, itulah bentuk ungkapan rasa
cinta saya padanya. Saya percaya, itulah yang dapat saya berikan sebagai
penghargaan buatnya.
Nenek engkau lah inspirasi ku !!!
3 komentar:
Nenek ku pahlawanku :p
baca nih, 5 perkara yang membuat kamu terbebas dari maksiat
jangan sia-siakan segala pengorbanan orangtua kita
Posting Komentar