Posted by Badar Jailani. Category:
Kisah Islami
Terkadang kita memiliki
masalah yang cukup besar, dimana sebelumnya permasalahan tersebut diawali hanya
gara-gara masalah yang kecil. Atau juga dalam ajaran agama kita terdapat sebuah
amalan yang kecil/ringan namun ternyata memiliki pahala yang sangat besar
disisi Allah SWT. Sebaliknya perbuatan dosa yang sangat kecil, ternyata bisa
membawa dampak yang sangat besar. Sebuah kecenderungan dalam masyarakat kita
dimana orang menganggap remeh hal-hal yang sifatnya kecil (jabatan, posisi,
fisik dll) yang kemudian hal tersebut lama kelamaan menjadi tidak dianggap.
Dalam kajian ini diambil sebuah tema sederhana janganlah menganggap remeh
hal-hal yang kecil, berdasarkan dari kisah-kisah sunnah. Mudah-mudahan dengan
adanya kisah-kisah berikut ini akan bisa menjadikan contoh kepada kita untuk
senantiasa membiasakan melakukan perbuatan-perbuatan baik, meskipun kecil.
Terdapat sebuah
perkataan dari ulama Zainal Abidin yang menarik untuk disimak, yaitu :
Sesungguhnya Allah SWT
merahasiakan ridha-Nya pada keta’atan pada-Nya. Allah SWT merahasiakan
kemurkaan-Nya pada maksiat yang dilakukan pada-Nya. Allah SWT merahasiakan
terkabulnya permintaan pada doa pada-Nya. Allah SWT merahasiakan wali-Nya
diantara hamba-hamba-Nya.
Jika dilaah
satu-persatu kurang lebih pengertiannya adalah sebagai berikut :
Sesungguhnya Allah SWT merahasiakan ridha-Nya
pada keta’atan pada-Nya. Maksudnya adalah bahwasannya kita tidak mengetahui
ketaatan mana yang diterima disisi Allah SWT. Ada orang yang menunaikan ibadah
haji berkali-kali, belum tentu juga ibadah tersebut diterima disisi Allah SWT.
Atau juga ada orang yang tiap tahun pergi umrah, namun belum tentu umrah-nya
diterima oleh Allah SWT. Siapa tahu dari sebuah amalan kecil yang kita lakukan,
Allah merasa ridha dan menerima amalan tersebut. Oleh karenanya jangan anggap
remeh perbuatan baik meskipun kecil. Seperti halnya dalam surat 24 ayat 15 yang
artinya “Dan kamu menganggapnya ringan saja, padahal dia pada posisi Allah adalah
besar”.
Allah SWT merahasiakan kemurkaan-Nya pada
maksiat yang dilakukan pada-Nya. Perbuatan dosa sekecil apapun janganlah
dianggap sepele. Bisa jadi gara-gara perbuatan dosa kecil tersebut Allah SWT
menjadi murka kepada kita.
Ibnu Abbas RA
meriwayatkan sebuah hadits muttafaq ‘alaih, sesungguhnya Rasullullah saw pernah
melewati dua kuburan lalu beliau bersabda: “sesungguhnya dua orang yang ada di
kuburan itu disiksa, dan tidaklah mereka disiksa karena suatu perkara besar !
Adapun yang satu maka ia disiksa karena selalu mengadu domba (namimah), adapun
yang kedua maka karena ia tidak bersembunyi ketika buang air kecil”.
Dimana perbuatan dosa
berupa adu-domba/namimah maupun tidak bersembunyi ketika buang air kecil[1]
ternyata akan mendatangkan siksa kubur. Terdapat sebuah ungkapan yang berbunyi
“Jangan kamu anggap remeh sesuatu yang kecil, bukit itu awalnya adalah kerikil
yang kecil”.
Allah SWT merahasiakan
terkabulnya permintaan pada doa pada-Nya. Siapapun orang yang berdo’a, alangkah
baik-nya kita ikut serta mangamini do’a tersebut. Karena kita sebdiri tidak
mengetahui do’a siapa yang sebenarnya diterima dan dikabulkan oleh Allah SWT.
Do’a seorang ulama, do’a seorang jamaah pengajian atau do’a dari seorang fakir,
hanya Allah SWT yang maha mengetahui do’a mana yang dikabulkan-nya. Oleh
karenanya, siapaun yang berdo’a, maka selayaknya kita ikut mengamininya, tanpa
memandang statusnya.
Dari Abu Hurairah ra
berkata: Rasulullah SAW bersabda : “Bisa jadi seseorang yang kusut masai
rambutnya, jika datang mengetuk pintu dia ditolak dimana-mana, namun jika dia
bersumpah, maka Allah SWT mengabulkan sumpahnya” (HR Muslim)
Penyebab orang malas
bertaubat adalah al istihanah bidzdzunub, menganggap remeh sebuah dosa dan
kemaksiatan. Mereka yang terbiasa dengan yang syubhat, maka akan jatuh pada
yang haram. Jika suatu perbuatan yang tidak jelas dilakukan terus-menerus maka
lama-kelamaan akan melakukan perbuatan yang haram
Allah SWT merahasiakan wali-Nya diantara
hamba-hamba-Nya. Kita tidak mengetahui siapa-siapa saja orang yang berada di
sekitar kita yang dinilai baik/lebih tinggi derajatnya di sisi Allah SWT. Bisa
jadi teman satu meja di kantor kita ternyata memiliki ketekunan ibadah sholat
tahajud tiap malam. Tetangga kita yang penampilan-nya biasa-bisa sja (terlihat
sederhana) ternyata adalah orang yang ahli ibadah di sisi Allah SWT. Oleh
karena-nya jangan menganggap remeh orang lain.
Dari Mush’ab bin Sa’ad
bin Abi Waqqas ra (Suatu ketika) Sa’ad merasa dirinya lebih punya kelebihan
dibanding yang lain. Lalu, Nabi SAW bersabda: “Bukankah kita ditolong, diberi
rizki oleh orang-orang lemah yang selama ini ada disekitar kita” (Muttafaq
Alaih)
Dari Abu hurairah ra,
dari Nabi SAW, beliau bersabda : “Akan datang pada Hari Kiamat nanti seseorang
yang berbadan besar dan gagah, namun saat ditimbang di sisi Allah, dia tak
lebih berat dibanding sayap seekor nyamuk” (Muttafaq Alaih)
Berikut beberapa contoh
kisah sunnah terhadap perbuatan baik kecil yang mendatangkan balasan yang
sangat besar:
Shalat Sunnah Wudhu 2 rakaat
Dari Abu Hurairah ra,
sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda kepada Bilal: “Wahai Bilal, ceritakan
padaku tentang amalan tertinggi yang senantiasa engkau lakukan, karena aku
mendengar suara terompahmu di surga?” Bilal menjawab: “Tidak ada amalan yang
senantiasa aku lakukan, kecuali aku setiap habis berwudhu, baik siang atau
malam, aku setelahnya melakukan shalat sunnah sebagaimana yang sianjurkan
padaku (shalat sunnah wudhu, 2 rakaat)” (Muttafaq Alaih).
Dimana dalam kisah ini
dijelaskan bahwa Bilal melakukan hal-hal yang kecil (sholat sunnah wudhu),
namun mendapatkan balasan yang sangat besar. Hadist ini juga menjadi dasar
disunnahkannya melaksanakan sholat 2 rakaat setelah berwudhu. Dimana ketika
setelah berwudhu terdapat beberapa sunnah yang bisa dilakukan, yaitu berdo’a
dan sholat sunnah 2 rakaat (shoolat sunnah wudhu).
Senyum ketika bertemu sesama
Dari Abu Dzar ra,
berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah kamu meremehkan perbuatan baik,
meskipun kecil. Walaupun hanya sekedar bermuka yang manis saat berjumpa dengan
saudaramu”. (HR Muslim)
Rasulullah SAW
bersabda, “Senyum kalian bagi saudaranya adalah sedekah, beramal makruf dan
nahi mungkar yang kalian lakukan untuk saudaranya juga sedekah, dan kalian
menunjukkan jalan bagi seseorang yang tersesat juga sedekah.” (HR Tirmizi dan
Abu Dzar). Dalam hadis lain disebutkan bahwa senyum itu ibadah,“Tersenyum
ketika bertemu saudaramu adalah ibadah.” (HR Trimidzi, Ibnu Hibban, dan
Baihaqi).
Oleh karenanya,
meskipun ringan senyum merupakan amal kebaikan yang tidak boleh diremehkan.
Hargai pemberian/hadiah dari orang lain
Dari Abu Hurairah ra
berkata: Rasulullah SAW bersabda “Wahai para wanita muslimah, janganlah
meremehkan pemberian dari tetangga, meski hanyalah kaki kambing (ceker)”
(Muttafaq Alaih).
Jangan anggap remeh
pemberian orang lain dan jangan juga lihat harganya. Namun lihatlah niatan baik
dari pemberian tersebut. Bisa jadi apa yang diberikan tidak seberapa namun
perbuatan baik tersebut sunguh luar biasa.
Kalimat yang paling
disukai Allah SWT
Berhubung dengan zikir,
menurut rekod Imam Bukhari, nabi telah menyatakan, “Ada dua kalimat yang paling
disukai Yang Maha Pengasih. Sangat mudah diucapkan tetapi sangat berat dalam
timbangan. Kedua-dua kalimat itu adalah ’subhanallah wa bihamdihi’ dan ’subhanallah
hil azim’.”
Kedua-dua kalimat ini
membawa maksud ‘Maha suci Allah dan segala pujian kepadaNya’ dan ‘Maha suci
Allah yang Maha Besar.’ Di dalam riwayat lain diceritakan, sesiapa yang membaca
“subhanallah wabihamdihi” 100 kali sehari, maka semua doasanya diampunkan oleh
Allah, meski pun sebanyak buih di lautan.
Perbuatan baik kecil, balasan yang besar
Dari Abu Dzar ra, dari
Nabi SAW bersabda: “Sungguh aku melihat seseorang yang mendapat tempat yang
sangat mulia di surga hanya lantaran dia pernah memotong dahan pohon di jalan
yang mengganggu kaum muslimin” (HR muslim)
Dari Abu Hurairah ra,
sesungguhnya ada seorang wanita berkulit hitam (dalam riwayat lain; seorang
pemuda) yang selalu membersihkan dan menyapu masjid. Suatu hari Nabi tak
menjumpai orang ini. Saat beliau bertanya, ada yang berkata bahwa orang
tersebut telah meninggal dunia. Lalu, Rasulullah SAW menegur para sahabat yang
nampaknya menganggap kecil derajat orang ini, “Mengapa kalian tak mengabarkan
padaku akan kematiannya. Beritahukan padaku diana kuburnya?” Lalu saat
ditunjukkan, Baliau menshalatkan didekat kuburnya dan berkata; “Sesungguhnya
kuburan ini kegelapan, lalu menjadi bercahaya dengan shalatku atasnya.
Sumber :
http://kajiankantor.com/
0 komentar:
Posting Komentar